Kamis, 19 Februari 2015

Semut Rangrang, Pengendali Hama Alami

Selamat pagi dan SALAM LESTARI bagi lingkungan hidup, bertemu lagi dengan saya dan blok kesayangan saya ini. kali ini saya akan maemuat artikel tentang Semut Rangrang. biar kagak penasaran yok langsung kita baca aja semoga bermanfaat heheheheh......

Semut Rangrang berperan sebagai pengendali hama tanaman secara alami. Semur rangrang mempunyai perilaku agresif dalam mempertahankan wilayahnya di samping kompak, pemberani, lincah, dan juga kuat. Dengan itu semua, semut rangrang tidak pernah gentar, bahkan sanggup melumpuhkan musuh-musuhnya meski berukuran hingga 100 kali lipat tubuhnya.

Semut rangrang dalam bahasa Inggris sering disebut juga sebagai weaver ant, green ant,green tree ant, dan orange gaster. Nama latin hewan ini adalah Oecophylla smaragdina. Nama ‘weaver‘ merujuk pada kemampuan semut rangrang dalam menyanyam daun menjadi sarang koloni mereka.


Semut Rangrang
Semut rangrang tengah bekerja sama membangun sarang

Mengenal Semut Rangrang. Semut rangrang (Oecophylla smaragdina) merupakan serangga eusosial (sosial sejati), dan kehidupan koloninya sangat tergantung pada keberadaan pohon (arboreal). Seperti halnya jenis semut lainnya, semut rangrang memiliki struktur sosial yang terdiri atas:

Ratu; betina, berukuran 20-25 mm, berwarna hijau atau coklat, bertugas untuk menelurkan bayi-bayi semut.
Pejantan; jantan, bertugas mengawini ratu semut, dan ketika ia selesai mengawini ratu semut ia akan mati.
Pekerja; betina, berukuran 5-6 mm, berwarna orange dan terkadang kehijauan, bertugas mengasuh semut-semut muda yang dihasilkan semut ratu.
Prajurit; betina, berukuran 8-10mm, umumnya berwarna oranye, memiliki kaki panjang yang kuat, antena panjang dan rahang besar, bertugas menjaga sarang dari gangguan pengacau, mencari dan mengumpulkan makanan untuk semua koloninya serta membangun sarang.
Semut rangrang membuat sarang yang terbuat dari lembar-lembar daun yang mula-mula saling direkatkan oleh semut-semut pekerja, kemudian diperkuat dengan sutra yang dikeluarkan oleh larvanya.

Semut Rangrang
Semut rangrang

Kendalikan Hama. Beberapa fakta menarik dan mengagumkan dapat diungkap dari kehidupan semut rangrang (Oecophylla smaragdina). Selain sistem koloninya yang solid dan kemampuannya menenun sarang, semut rangrang pun terkenal sangat kuat. Semut rangrang mampu mengangkat beban 100 kali lipat dari berat badannya bahkan dalam kondisi terbalik di permukaan yang licin sekalipun.

Di samping itu, semut rangrang yang terkenal dengan gigitannya yang terasa menyakitkan, mempunyai perilaku yang agresif dan kompak dalam menjaga wilayahnya. Perilaku ini secara tidak langsung berperan penting dalam pengendalian hama secara alami pada tumbuhan maupun perkebunan seperti ulat, serangga pemakan buah, dan kepik. Menurut Way dan Khoo (1992), semut rangrang menjadi musuh alami pada sekitar 16 spesies hama yang menyerang spesies tanaman, yaitu kakao, kelapa, kelapa sawit,mangga, eukaliptus, dan jeruk.
Read more ...

Katak Pohon Mutiara

Slamat pagi dan SALAM LESTARI bagi sobat penyayang lingkungan. Bertemu lagi dengan saya dan blog tercinta saya ini. KAli ini saya akan memposting tentang Katak Pohon Mutiara, untuk lebih jelasnya langsung aja dah baca artikel dibawah ini.

Katak Pohon Mutiara atau Nyctixalus margaritifer adalah salah satu amfibi langkaIndonesia. Katak Pohon Mutiara atau Pearly Tree Frog juga merupakan salah satu jenis katak endemik Jawa. Di samping itu semua, Katak Pohon Mutiara dengan bintik-bintik warna putih di sekujur tubuhnya, tampak cantik dan indah. Perpaduan unik dari Katak Pohon Mutiara; katak endemik , katak langka, dan katak cantik.

Katak Pohon Mutiara adalah salah satu jenis katak dari famili Rhacophoridae (katak pohon). Penamaannya dengan “mutiara” merujuk pada keberadaan bintik-bintik putih di sekujur tubuhnya yang sekilas nampak seperti mutiara. Kadang disebut juga sebagai Katak Pohon Jawa, meskipun rancu dengan katak Rhacophorus javanus. Di Jawa Barat dikenal dengan nama lokal Cahai Merah. Dalam bahasa Inggris disebut sebagai Pearly Tree Frog. Sedangkan nama latin hewan ini adalah Nyctixalus margaritifer Boulenger, 1882.

Katak Pohon Mutiara atau Pearly Tree Frog terlihat cantik dengan kulit berwarna orange terang kemerahan hingga coklat tua. Pada kulitnya terdapat bintik-bintik berwarna yang berwarna keputihan atau kekuningan yang tersebar di seluruh tubuh.

Katak Pohon Mutiara (Nyctixalus margaritifer)
Katak Pohon Mutiara (Nyctixalus margaritifer)

Amfibi ini adalah hewan endemik Indonesia. IUCN Red List mencatat sebarannya terbatas di Jawa Barat yang meliputi Gunung Gede-Pangrango, Gunung Halimun-Salak,Situ Gunung, dan Gunung Putri, dan di Jawa Timur (Gunung Wilis). Namun menurut studi Tim Mahasiswa Unnes, Katak Pohon Mutiara dijumpai juga di Gunung Ungaran (Jawa Tengah).

Habitat Katak Pohon Mutiara adalah hutan hujan tropis primer di dataran rendah dengan ketinggian antara 700 hingga 1.200 m. Mereka tidak dapat bertoleransi terhadap perubahan habitat. Dijumpai  di atas daun-daun semak yang berketinggian sekitar satu meteran dari lantai hutan dan tidak jauh dari genangan air.

Katak Pohon Mutiara (Nyctixalus margaritifer)
Katak Pohon Mutiara (Nyctixalus margaritifer)

Ancaman terbesar terhadap kelestarian Katak Pohon Mutiara (Nyctixalus margaritifer) adalah penurunan dan hilangnya habitat. Ini diakibatkan oleh berbagai kegiatan pertanian dan penebangan kayu. Hal ini terkait erat dengan rendahnya daya toleransi Katak Pohon Mutiara terhadap perubahan habitatnya.

Populasinya tidak diketahui secara pasti. Namun berdasarkan daerah sebarannya yang terbatas (kurang dari 20.000 km2), distribusinya yang terfragmentasi, dan populasinya yang terus menurun seiring dengan menurunnya kualitas habitat, Daftar Merah IUCN memasukkan Katak Pohon Mutiara sebagai salah satu hewan langka dengan status konservasi Vulnerable (Rentan; VU).

Klasifikasi Ilmiah Katak Pohon Mutiara: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Amphibia. Ordo: Anura. Famili: Rhacophoridae. Genus: Nyctixalus. Spesies:Nyctixalus margaritifer Boulenger, 1882.

Nah itu tadi sedikit tentang  Katak Pohon Mutiara. Semoga bermanfaat. Slamat pagi dan SALAM LESTARI
Read more ...

Pohon Kemenyan Penghasil Getah Kemenyan Asli Indonesia


Selamat pagi dan SALAM LESTARI sobat. bertemu lagi dengan saya dan blog kesayangan saya ini, kali ini saya akan memposting tentang Pohon Kemenyan Penghasil Getah Asli Indonesia. langsung aja dah biar kagak penasaran. Semoga bermanfaat

Pohon kemenyan adalah pohon penghasil getah kemenyan. Pohon kemenyan merupakan salah satu pohon asli Indonesia. Tumbuhan ini tersebar alami di pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Resin (getah kemenyan) yang dihasilkan dari tanaman ini telah diperdagangkan sejak 5.000 tahun silam. Bersama dengan barus, kemenyan telah menjadi komoditi andalan nusantara sejak beratus tahun silam.

Getah kemenyan yang diperdagangkan untuk kebutuhan mistik, medis, hingga kosmetik ini dihasilkan oleh tanaman dari famili Styracaceae genus Styrax. Terdapat beberapa tanaman dari genus Styrax yang menghasilkan getah kemenyan. Namun yang paling dikenal diantaranya adalah Styrax benzoin Dryand, Styrax paralleloneurum Perkins, dan Styrax tonkinensis (Pierre) Craib ex Hartwich.

Di Indonesia biasanya disebut sebagai Kemenyan Durame (Styrax Benzoine), Kemenyan Bulu (Styrax Benzoine var. hiliferum), Kemenyan Toba (Styrax paralleloneurum), dan Kemenyan Siam (Styrax Tokinensis). Styrax benzoin memiliki beberapa nama sinonim seperti Benzoin officinale Hayne; Benzoina vera Rafin.; Cyrta dealbata Miers; Lithocarpus benzoin Royle; Plagiospermum benzoin Pierre; Styrax benjuifer Stokes; dan Styrax dealbata Gürke, dengan subspesies Styrax Benzoine var. hiliferum.

Kemenyan Toba (Styrax paralleloneurum) bersinonim dengan Styrax sumatranusJ.J.Smith. Sedangkan Kemenyan Siam (Styrax Tokinensis) bersinonim denganAnthostyrax tonkinensis Pierre; Styrax hypoglaucus Perkins; Styrax macrothyrsusPerkins; dan Styrax subniveus Merr. & Chun. Jenis-jenis kemenyan ini selain dikenal sebagai Kemenyan Durame, Kemenyan Bulu, Kemenyan Toba, juga dikenal sebagai Kemenyan Jawa dan Kemenyan Sumatera.

Batang dan Getah Kemenyan Durame (Styrax Benzoine)

Batang dan Getah Kemenyan Durame (Styrax Benzoine)

Jenis Kemenyan Durame merupakan tumbuhan asli Indonesia yang tumbuh di Jawa, Sumatera, dan Bangka Belitung, Pun tersebar di Malaysia, Vietnam, Laos, dan Thailand. Kemenyan Bulu dan Kemenyan Toba tumbuh di Sumatera dan Malaysia.

Pohon Kemenyan tumbuh cukup besar. Tingginya bisa mencapai 24-40 meter. Diameter batangnya mampu mencapai 60-100 cm. Batangnya lurus dan hanya memiliki sedikit percabangan. Kulit pohon beralur namun tidak dalam dengan warna kulit merah anggur. Sedangkan kayu gupal Kemenyan berwarna putih.

Daun Kemenyan tunggal dan tersusun spiral. Daun berbentuk oval membulat hingga memanjang, berukuran panjang 4-15 cm dengan lebar 5-7,5 cm. Permukaan bawah daun berwarna putih sampai abu-abu, agak mengkilap. Warna daun jenis Kemenyan Toba lebih gelap kecoklatan dan lebih tebal dibandingkan jenis Kemenyan Durame.

Bunga majemuk, berbentuk tandan (malai), bertangkai panjang, memiliki 9-12 helai daun mahkota bunga. Bunga muncul pada ujung atau ketiak daun. Bunga Berbunga sekali dalam tahun, antara bulan November hingga Januari. Buahnya gepeng lonjong berukuran 2,5-3 cm dengan berwarna coklat keputihan.

Daun dan Bunga Kemenyan Durame (Styrax Benzoine)

Daun dan Bunga Kemenyan Durame (Styrax Benzoine)

Manfaat tanaman Kemenyan yang telah dikenal sejak rbuan tahun silam adalah resin atau getahnya. Getah Kemenyan ini telah digunakan sebagai bahan obat sejak abad ke-14. Getah ini mengandung asam sinamat, asam benzoate, styrol, styracin, vanillin, coniferil sinamat, coniferil benzoate dan suatu resin yang mengandung benzoresinol dan sumaresinotannol.

Resin atau getah Kemenyan digunakan juga sebagai perlengkapan ritual-ritual tradisional, yakni sebagai dupa, sesajen, dan campuran rokok. Kemenyan juga dimanfaatkan sebagai aroma parfum, aroma terapi, bahan pengawet, dan bahan campuran kosmetik.

Selain dihasilkan oleh getah pohon dari genus Styrax, kemenyan juga menjadi sebutan bagi getah sejenis yang dihasilkan oleh pohon dari famili Burseraceae, utamanya anggota genusBoswellia. Kemenyan jenis ini biasanya disebut Kemenyan Arab.

Klasifikasi Ilmiah Kemenyan: Kerajaan: Plantae. Filum: Tracheophyta. Kelas:  Magnoliopsida. Ordo: Ericales. Famili: Styracaceae. Genus: Styrax.


Read more ...
Senin, 16 Februari 2015

Inilah Daftar 400+ Burung Endemik Indonesia

slamat siang dan SALAM LESTARI sobat bertemu lagi dengan saya dan blog tersayang saya ini, kali ini saya akan memosting tentang Burung Endemik. langsung baca aja dah biar kagak penasaran semoga bermanfaat. 

Burung endemik adalah burung-burung yang daerah sebarannya terbatas di wilayah tertentu. Sehingga burung endemik Indonesia dapat diartikan sebagai burung yang hanya terdapat di wilayah Indonesia saja dan tidak hidup di luar Indonesia. Endemisitas tersebut bisa dalam satu pulau tersendiri, beberapa pulau, hingga hampir tersebar luas di berbagai wilayah Indonesia. Namun yang pasti, burung endemik Indonesia adalah burung-burung yang tidak hidup di negara lain.

Daftar burung endemik Indonesia ini disajikan dalam 4 bagian. Bagian pertama, kedua, dan ketiga, masing-masing terdiri atas 100 jenis burung. Sedangkan bagian keempat adalah sisanya.
BAGIAN PERTAMA (1 – 100)
  1. Accipiter erythrauchen (Elang-alap Maluku atau Rufous-necked Sparrowhawk), endemik pulau Morotai, Halmahera, Bacan, dan Obi (Maluku Utara), Buru, Ambon, dan Seram (Maluku)
  2. Accipiter griseiceps (Elang-alap Sulawesi atau Sulawesi Goshawk), endemik pulau Sulawesi, Muna, Buton
  3. Accipiter henicogrammus (Elang-alap Halmahera atau Moluccan Goshawk), endemik pulau Morotai, Halmahera, dan Bacan (Maluku Utara)
  4. Accipiter nanus (Elang-alap Kecil atau Dwarf Sparrowhawk), endemik pulau Sulawesi, Buton
  5. Accipiter rhodogaster (Elang-alap Dada-merah atau Vinous-breasted Sparrowhawk), endemik pulau Sulawesi Muna, Buton, Peleng
  6. Accipiter sylvestris (Elang-alap Kelabu atau Lesser Sundas Goshawk), endemik pulau Sumbawa (NTB), Flores, dan pulau sekitar (NTT)
  7. Accipiter trinotatus (Elang-alap Ekor-totol atau Spot-tailed Goshawk), endemik pulau Sulawesi, Muna, Buton
  8. Acridotheres cinereus (Kerak sulawesi atau Pale-bellied Myna), endemik pulau Sulawesi
  9. Actenoides capucinus (Cekakak Kepala-hitam atau Black-headed Kingfisher), endemik pulau Sulawesi
  10. Actenoides monachus (Cekakak-hutan Tungging-hijau atau Blue-headed Kingfisher), endemik pulau Sulawesi bagian utara dan tengah
  11. Actenoides princeps (Cekakak-hutan Dada-sisik atau Scaly-breasted Kingfisher), endemik pulau Sulawesi bagian tengah dan barat daya
  12. Actenoides regalis (Plain-backed Kingfisher ), endemik pulau Sulawesi
  13. Aegotheles crinifrons (Atoko Maluku atau Moluccan Owlet-nightjar), endemik pulau Halmahera, Bacan, Kasiruta (Maluku Utara)
  14. Aepypodius bruijnii (Maleo Waigeo atau Waigeo Brush-turkey), endemik pulau Waigeo (Kep. Raja Ampat, Papua Barat)
  15. Aerodramus infuscatus (Walet Maluku atau Moluccan Swiftlet), endemik pulau Sulawesi, Sangihe dan Karangetang (Sulawesi) Taliabu, Halmahera (Maluku Utara) Buru, Seram, Ambon (Maluku)
  16. Aerodramus vulcanorum (Walet Gunung atau Volcano Swiftlet), endemik pulau Jawa
  17. Aethopyga duyvenbodei (Burung-madu Sangihe atau Elegant Sunbird), endemik pulau Sangihe (Sulawesi Utara)
  18. Aethopyga eximia (Burung-madu Gunung atau White-flanked Sunbird), endemik pulau Jawa
  19. Alcedo coerulescens (Raja-udang Biru atau Cerulean Kingfisher), endemik pulau Sumatera, Jawa, Madura, Kangean, Bali, NTB
  20. Alcedo euryzona (Raja-udang Kalung-biru atau Javan Blue-banded Kingfisher), endemik pulau Jawa
  21. Alcippe pyrrhoptera (Wergan Jawa atau Javan Fulvetta), endemik pulau Jawa bagian barat
  22. Alisterus amboinensis (Nuri-raja Ambon atau Moluccan King-parrot), endemik pulau Halmahera, Taliabu, Mangoli (Maluku Utara), Buru, Seram, Ambon, (Maluku) Kep. Raja Ampat dan Papua bagian barat
  23. Alophoixus affinis (Brinji Emas atau Golden Bulbul), endemik pulau Halmahera, Morotai, Bacan, Kasiruta, Obi, Mangoli, Taliabu, Sulabes (Maluku Utara) Peleng, Togian, Sangihe (Sulawesi)
  24. Amaurornis isabellinus (Kareo Sulawesi atau Isabelline Bush-hen), endemik pulau Sulawesi
  25. Amaurornis magnirostris (Kareo Talaud atau Talaud Bush-hen), endemik pulau Karakelong (kep. Talaud, Sulawesi)
  26. Amblyornis flavifrons (Namdur Dahi-emas atau Golden-fronted Bowerbird), endemik pulau Papua
  27. Amblyornis inornata (Namdur Polos atau Vogelkop Bowerbird), endemik pulau Papua bagian barat
  28. Anurophasis monorthonyx (Puyuh Jayawijaya atau Snow Mountain Quail), endemik pulau Papua
  29. Apalharpactes mackloti (Luntur Sumatera atau Sumatran Trogon), endemik pulau Sumatera
  30. Apalharpactes reinwardtii (Luntur Gunung Jawa atau Javan Trogon), endemik pulau Jawa
  31. Aplonis crassa (Perling Tanimbar atau Tanimbar Starling), endemik pulau Yamdena dan pulau sekitarnya (Kep. Tanimbar, Maluku)
  32. Aplonis magna (Perling Papua atau Long-tailed Starling), endemik pulau Biak, Numfoor (Papua)
  33. Aplonis mysolensis (Perling Maluku atau Moluccan Starling), endemik pulau Halmahera, Morotai, Bacan, Kasiruta, Obi, Mangoli, Taliabu, Sulabes (Maluku Utara), Peleng (Sulawesi Tengah) Seram, Buru (Maluku) Waigeo (Kep. Raja Ampat, Papua)
  34. Aramidopsis plateni (Mandar Dengkur atau Snoring Rail), endemik pulau Sulawesi
  35. Arborophila javanica (Puyuh-gonggong Jawa atau Chestnut-bellied Partridge), endemik pulau Jawa
  36. Arborophila orientalis (Puyuh-gonggong Biasa atau White-faced Partridge), endemik pulau Jawa
  37. Arborophila rubrirostris (Puyuh-gonggong Sumatera atau Red-billed Partridge ), endemik pulau Sumatera
  38. Arborophila rolli (Puyuh-bukit Roll atau Tan-breasted Partridge ), endemik pulau Sumatera
  39. Artamus monachus (Kekep Sulawesi atau Ivory-backed Woodswallow), endemik pulau Sulawesi, Peleng, Banggai, Labobo, Bangkulu, Melilis, Togian, Wowoni (Sulawesi) Taliabu, Mangoli (Maluku Utara)
  40. Astrapia nigra (Astrapia Arfak atau Arfak Astrapia), endemik pulau Papua
  41. Basilornis celebensis (Raja-perling Sulawesi atau Sulawesi Myna), endemik pulau Sulawesi dan pulau sekitar
  42. Basilornis corythaix (Raja-perling Seram atau Long-crested Myna), endemik pulau Seram (Maluku)
  43. Basilornis galeatus (Raja-perling Sula atau Helmeted Myna), endemik pulau Banggai, Peleng (Sulawesi Tengah), Taliabu, Mangoli (Maluku Utara)
  44. Batrachostomus poliolophus (Paruh-kodok kepala-pucat atau Short-tailed Frogmouth), endemik pulau Sumatera
  45. Bradypterus castaneus (Ceret Coklat atau Chestnut-backed Bush-warbler), endemik pulau Sulawesi dan Buru, Seram (Maluku)
  46. Bradypterus montis (Ceret Jawa atau Javan Bush-warbler), endemik pulau Jawa, Bali
  47. Bradypterus timorensis (Ceret Timor atau Timor Bush-warbler), endemik pulau Timor (NTT)
  48. Cacatua alba (Kakatua Putih atau White Cockatoo), endemik pulau Halmahera, Bacan, Ternate, Tidore, Kasiruta, Mandiole (Maluku Utara)
  49. Cacatua goffiniana (Kakatua Tanimbar atau Tanimbar Corella), endemik pulau Yamdena dan pulau sekitarnya (Kep. Tanimbar, Maluku)
  50. Cacatua moluccensis (Kakatua Maluku atau Salmon-crested Cockatoo), endemik pulau Seram, Ambon, Saparua, dan Haruku (Maluku)
  51. Cacomantis aeruginosus (Wiwik Maluku atau Moluccan Cuckoo), endemik pulau Halmahera, Bacan (Maluku Utara)
  52. Caprimulgus celebensis (Cabak Sulawesi atau Sulawesi Nightjar), endemik pulau Sulawesi, Buton (Sulawesi) Taliabu, Mangoli (Maluku Utara)
  53. Caprimulgus meesi (Cabak Mees atau Mees’s Nightjar), endemik pulau Timor, Sumba, dan pulau sekitar (NTT)
  54. Caprimulgus pulchellus (Cabak Gunung atau Salvadori’s Nightjar), endemik pulau Jawa, Sumatera
  55. Caridonax fulgidus (Cekakak Tunggir-Putih atau White-rumped Kingfisher), endemik pulau Lombok, Sumbawa (NTB) Flores (NTT)
  56. Carpococcyx viridis (Tokhtor Sumatera atau Sumatran Ground-cuckoo), endemik pulau Sumatera
  57. Cataponera turdoides (Anis Sulawesi atau Sulawesi Thrush), endemik pulau Sulawesi
  58. Centropus celebensis (Bubut Sulawesi atau Bay Coucal), endemik pulau Sulawesi, Muna, Buton, Peleng, Banggai, Togian
  59. Centropus chalybeus (Bubut Biak atau Biak Coucal), endemik pulau Biak
  60. Centropus goliath (Bubut Goliath atau Goliath Coucal), endemik pulau Morotai, Halmahera, Bacan, Kasiruta, Obi (Maluku Utara)
  61. Centropus nigrorufus (Bubut Jawa atau Javan Coucal), endemik pulau Jawa, Sumatera
  62. Centropus spilopterus (Bubut Kai atau Kai Coucal), endemik pulau Kepulauan Kai (Maluku)
  63. Cettia carolinae (Ceret Tanimbar atau Tanimbar Bush-warbler), endemik pulau Kep. Tanimbar (Maluku)
  64. Ceyx cajeli (Udang-merah Buru atau Buru Dwarf-kingfisher), endemik pulau Buru (Maluku)
  65. Ceyx fallax (Udang-merah Sulawesi atau Sulawesi Dwarf-kingfisher), endemik pulau Sulawesi
  66. Ceyx lepidus (Udang-merah Kerdil atau Moluccan Dwarf-kingfisher), endemik pulau Morotai, Halmahera, Bacan, dan Obi (Maluku Utara), Ambon, dan Seram (Maluku)
  67. Ceyx sangirensis (Udang-merah Sangihe atau Sangihe Dwarf-kingfisher), endemik pulau Sangihe (Sulawesi Utara)
  68. Ceyx wallacii (Udang-merah Sula atau Sula Dwarf-kingfisher), endemik pulau Kep. Sula (Maluku Utara)
  69. Chalcites crassirostris (Pied Bronze-cuckoo), endemik pulau Kep. Kai, Yamdena, Babar (Maluku)
  70. Chalcopsitta atra (Nuri Hitam atau Black Lory), endemik pulau Raja Ampat, Papua bagian barat
  71. Charadrius javanicus (Cerek Jawa atau Javan Plover), endemik pulau Jawa, Madura, Kangean, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera
  72. Charmosyna papou (Perkici Papua atau Papuan Lorikeet), endemik pulau Papua
  73. Charmosyna toxopei (Perkici Buru atau Blue-fronted Lorikeet), endemik pulau Buru (Maluku)
  74. Chloropsis media (Cica-daun Sumatera atau Sumatran Leafbird), endemik pulau Sumatera
  75. Chloropsis venusta (Cica-daun Sumatera atau Blue-masked Leafbird), endemik pulau Sumatera
  76. Cicinnurus respublica (Cendrawasih Botak atau Wilson’s Bird-of-paradise), endemik pulau Waigeo, Batanta (Kep. Raja Ampat, Papua Barat)
  77. Cinclidium diana (Cingcoang Biru atau Sunda Robin), endemik pulau Sumatera, Jawa
  78. Cissa thalassina (Ekek Geling Jawa atau Javan Green Magpie), endemik pulau Jawa
  79. Cittura cyanotis (Raja-udang Pipi-ungu atau Sulawesi Lilac Kingfisher), endemik pulau Sulawesi
  80. Cittura sanghirensis (Raja-udang Pipi-ungu Sangihe atau Sangihe Lilac Kingfisher), endemik pulau Sangihe dan Talaud (Sulawesi Utara)
  81. Cochoa azurea (Ciung-mungkal Jawa atau Javan Cochoa), endemik pulau Jawa
  82. Cochoa beccarii (Ciung-mungkal Sumatera atau Sumatran Cochoa), endemik pulau Sumatera
  83. Colluricincla sanghirensis (Anis-bentet Sangihe atau Sangihe Shrike-thrush), endemik pulau Sangihe (Sulawesi Utara)
  84. Coracias temminckii (Tiong-lampu Sulawesi atau Purple-winged Roller), endemik pulau Sulawesi, Buton, Muna
  85. Coracina abbotti (Kepudang-sungu Kerdil atau Pygmy Cuckooshrike), endemik pulau Sulawesi
  86. Coracina atriceps (Kepudang-sungu Maluku atau Moluccan Cuckooshrike), endemik pulau Halmahera, Bacan, Kasiruta (Maluku Utara), Seram, Ambon (Maluku)
  87. Coracina bicolor (Kepudang-sungu Belang atau Pied Cuckooshrike), endemik pulau Sulawesi, Sangihe, Kep. Togian, Muna, Buton, Kabaena, Selayar, Peleng
  88. Coracina ceramensis (Kepudang-sungu Pucat atau Pale Cicadabird), endemik pulau Seram, Buru, Buano (Maluku), Obi (Maluku Utara)
  89. Coracina dispar (Kepudang-sungu Kai atau Kai Cicadabird), endemik pulau Romang, Damar, Kep. Tanimbar, Kep. Kai, Seram Laut, Banda, Tioor, Kasiui, Manawoka (Maluku)
  90. Coracina dohertyi (Kepudang-sungu Sumba atau Sumba Cicadabird), endemik pulau Sumbawa (NTB), Flores, Sumba (NTT)
  91. Coracina fortis (Kepudang-sungu Buru atau Buru Cuckooshrike), endemik pulau Buru (Maluku)
  92. Coracina javensis (Kepudang-sungu Jawa atau Javan Cuckooshrike), endemik pulau Jawa, Bali
  93. Coracina leucopygia (Kepudang-sungu Tungging-putih atau White-rumped Cuckooshrike), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togian, Mantehage, Lembeh, Muna, Buton
  94. Coracina morio (Kepudang-sungu Sulawesi atau Sulawesi Cicadabird), endemik pulau Sulawesi, Karakelong, Sangihe, Mantehage, Lembeh, Wowoni, Buton, Muna
  95. Coracina parvula (Kepudang-sungu Halmahera atau Halmahera Cuckooshrike), endemik pulau Halmahera (Maluku Utara)
  96. Coracina schistacea (Kepudang-sungu Kelabu atau Slaty Cuckooshrike), endemik pulau Peleng, Banggai (Sulawesi Tengah), Taliabu, Mangoli, Sulabes (Kep. Sula, Maluku Utara)
  97. Coracina sula (Kepudang-sungu Sula atau Sula Cicadabird), endemik pulau Taliabu, Mangoli, Sulabes (kep. Sula, Maluku Utara)
  98. Coracina temminckii (Kepudang-sungu Biru atau Cerulean Cuckooshrike), endemik pulau Sulawesi
  99. Coracornis raveni (Kancilan Ungu atau Maroon-backed Whistler), endemik pulau Sulawesi
  100. Corvus florensis (Gagak Flores atau Flores Crow), endemik pulau Flores, Rinca (NTT)
Lanjutan (Halaman Kedua) dari daftar burung endemik Indonesia. Untuk memperingan pemuatan (loading) halaman, artikel ini dibagi dalam beberapa halaman. Klik tulisan “Halaman Sebelumnya” atau “Halaman Berikutnya” di bagian bawah artikel ini.
  1. Corvus fuscicapillus (Gagak Kepala-Coklat atau Brown-headed Crow ), endemik pulau Papua, Kep. Aru, Kep. Waigeo
  2. Corvus typicus (Gagak Sulawesi atau Piping Crow), endemik pulau Sulawesi, Kabaina, Muna, Buton, Wowoni
  3. Corvus unicolor (Gagak Banggai atau Banggai Crow), endemik pulau Peleng (Sulawesi Tengah)
  4. Corvus validus (Gagak Paruh-panjang atau Long-billed Crow), endemik pulau Morotai, Halmahera, Kayoa, Kasiruta, Bacan, Obi (Maluku Utara)
  5. Crocias albonotatus (Cica Matahari atau Spotted Crocias), endemik pulau Jawa
  6. Cryptophaps poecilorrhoa (Merpati Murung atau Sombre Pigeon), endemik pulau Sulawesi
  7. Cuculus crassirostris (Kangkok Sulawesi atau Sulawesi Cuckoo), endemik pulau Sulawesi
  8. Cyclopsitta gulielmitertii (Nuri-ara Dada-jingga atau Blue-fronted Fig-parrot), endemik pulau Papua
  9. Cyornis hoevelli (Sikatan Dahi-biru atau Blue-fronted Flycatcher), endemik pulau Sulawesi
  10. Cyornis omissus (Sikatan Sulawesi atau Sulawesi Blue-flycatcher), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togian, Peleng, Kabaina, Muna, Buton, Wowoni, Wangiwangi, Selayar
  11. Cyornis ruckii (Sikatan Aceh atau Rueck’s Blue-flycatcher), endemik pulau Sumatera
  12. Cyornis sanfordi (Sikatan Matinan atau Matinan Flycatcher), endemik pulau Sulawesi
  13. Dicaeum annae (Cabai Emas atau Golden-rumped Flowerpecker), endemik pulau Sumbawa (NTB), Flores (NTT)
  14. Dicaeum aureolimbatum (Cabai Panggul-kuning atau Yellow-sided Flowerpecker), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togian, Peleng, Kabaina, Muna, Buton, Wowoni, Wangiwangi, Selayar
  15. Dicaeum celebicum (Cabai Panggul-abu atau Grey-sided Flowerpecker), endemik pulau Sulawesi, Sangihe, Karakelong, Kep. Togian, Peleng, Banggai, Kabaina, Muna, Buton, Kep. Wakatobi (sulawesi), Taliabu, Mangoli (Maluku Utara)
  16. Dicaeum erythrothorax (Cabai Dada-api atau Flame-breasted Flowerpecker), endemik pulau Halmahera, Morotai, Kasiruta, Bacan, Mandioli, Bisa, Obi (Maluku Utara), Buru (Maluku)
  17. Dicaeum igniferum (Cabai Dahi-hitam atau Black-fronted Flowerpecker), endemik pulau Sumbawa NTB), Flores, Sumba, Lembata, Alor dan pulau kecil di sekitarnya (NTT)
  18. Dicaeum nehrkorni (Cabai Sulawesi atau Crimson-crowned Flowerpecker), endemik pulau Sulawesi
  19. Dicaeum trochileum (Cabai Jawa atau Scarlet-headed Flowerpecker), endemik pulau Sumatera, Bangka, Jawa, Bawean dan Kangean (Jawa), Bali, Lombok (NTB), Kalimantan
  20. Dicaeum vulneratum (Cabai Kelabu atau Ashy Flowerpecker), endemik pulau Seram (Maluku)
  21. Dicrurus montanus (Srigunting Sulawesi atau Sulawesi Drongo), endemik pulau Sulawesi
  22. Dicrurus sumatranus (Srigunting Sumatera atau Sumatran Drongo), endemik pulau Sumatera
  23. Ducula basilica (Pergam Boke atau Cinnamon-bellied Imperial-pigeon), endemik pulau Halmahera, Morotai, Kasiruta, Bacan (Maluku Utara)
  24. Ducula concinna (Pergam Tarut atau Blue-tailed Imperial-pigeon), endemik pulau Kep. Selayar, Kep. Tukangbesi, Sangihe (Sulawesi), Kep. Tanimbar, Kep. Kai, Kep. Aru (Maluku)
  25. Ducula forsteni (Pergam Tutu atau White-bellied Imperial-pigeon), endemik pulau Sulawesi, Peleng, Taliabu
  26. Ducula geelvinkiana (Pergam Penenun atau Geelvink Imperial-pigeon), endemik pulau Biak (Papua)
  27. Ducula lacernulata (Pergam Punggung-hitam atau Dark-backed Imperial-pigeon), endemik pulau Jawa, Bali, Lombok dan Sumbawa (NTB), Flores (NTT)
  28. Ducula luctuosa (Pergam Putih atau White Imperial-pigeon), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togian, Muna, Buton
  29. Ducula myristicivora (Pergam Rempah atau Spice Imperial-pigeon), endemik pulau Kep. Raja Ampat (Papua Barat)
  30. Ducula neglecta (Pergam Seram atau Seram Imperial-pigeon), endemik pulau Seram, Saparua, Ambon, Boano (Maluku)
  31. Ducula obiensis (Pergam Pinon atau Rusty Imperial-pigeon), endemik pulau Obi (Maluku Utara)
  32. Ducula oenothorax (Pergam Enggano atau Enggano Imperial-pigeon), endemik pulau Enggano (Bengkulu)
  33. Ducula perspicillata (Pergam Mata-putih atau Spectacled Imperial-pigeon), endemik pulau Halmahera, Morotai, Kasiruta, Bacan, Obi (Maluku Utara), Buru (Maluku)
  34. Ducula radiata (Pergam Kepala-kelabu atau Grey-headed Imperial-pigeon), endemik pulau Sulawesi
  35. Enicurus velatus (Meninting Kecil atau Sunda Forktail), endemik pulau Sumatera, Jawa
  36. Enodes erythrophris (Jalak Alis-api atau Fiery-browed Myna), endemik pulau Sulawesi
  37. Eos bornea (Nuri Maluku atau Red Lory), endemik pulau Buru, Seram, Kep. Kai (Maluku)
  38. Eos cyanogenia (Nuri Sayap-hitam atau Black-winged Lory), endemik pulau Biak, Numfor (Papua)
  39. Eos histrio (Nuri Talaud atau Red-and-blue Lory), endemik pulau Karakelong (Kep. Talaud, Sulawesi Utara)
  40. Eos reticulata (Nuri Tanimbar atau Blue-streaked Lory), endemik pulau Kep. Tanimbar (Maluku)
  41. Eos semilarvata (Nuri Telinga-biru atau Blue-eared Lory), endemik pulau Seram (Maluku)
  42. Eos squamata (Nuri Kalung-ungu atau Violet-necked Lory), endemik pulau Halmahera, Morotai, Bacan, Kasiruta, Obi (Maluku Utara), Kep. Raja Ampat (Papua Barat)
  43. Eulipoa wallacei (Gosong Maluku atau Moluccan Scrubfowl), endemik pulau Buru, Seram, Haruku, Ambon (Maluku), Bacan, Halmahera, Ternate (Maluku Utara), dan Misool (Kep. Raja Ampat, Papua Barat)
  44. Eurostopodus diabolicus (Taktarau Iblis atau Heinrich’s Nightjar), endemik pulau Sulawesi
  45. Eurystomus azureus (Tiong-lampu Ungu atau Azure Dollarbird), endemik pulau Halmahera, Ternate, Tidore, Kasiruta, Bacan (Maluku Utara)
  46. Eutrichomyias rowleyi (Seriwang Sangihe atau Cerulean Paradise-flycatcher), endemik pulau Sangihe (Sulawesi Utara)
  47. Ficedula bonthaina (Sikatan Lompobattang atau Lompobatang Flycatcher), endemik pulau Sulawesi Selatan
  48. Ficedula buruensis (Sikatan Buru atau Cinnamon-chested Flycatcher), endemik pulau Seram, Buru, Kep. Kai (Maluku)
  49. Ficedula harterti (Sikatan Sumba atau Sumba Flycatcher), endemik pulau Sumba (NTT)
  50. Ficedula henrici (Sikatan Damar atau Damar Flycatcher), endemik pulau Damar (NTT)
  51. Ficedula rufigula (Sikatan Leher-merah atau Rufous-throated Flycatcher), endemik pulau Sulawesi
  52. Gallicolumba tristigmata (Delimukan Sulawesi atau Sulawesi Ground-dove), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togian
  53. Gallus varius (Ayam-hutan Hijau atau Green Junglefowl), endemik pulau Jawa, Nusa Tenggara
  54. Garrulax rufifrons (Poksai Kuda atau Rufous-fronted Laughingthrush), endemik pulau Jawa
  55. Geomalia heinrichi (Anis Geomalia atau Geomalia), endemik pulau Sulawesi
  56. Gerygone dorsalis (Remetuk Panggul-merah atau Rufous-sided Gerygone), endemik pulau Kep. Kai, Kep. Tanimbar, Romang, Leti, Kisar, Damar, Babar (Maluku)
  57. Gerygone hypoxantha (Remetuk Biak atau Biak Gerygone), endemik pulau Biak
  58. Glaucidium castanopterum (Belukwatu atau Javan Owlet), endemik pulau Jawa, Bali
  59. Goura cristata (Mambruk Ubiaat atau Western Crowned-pigeon), endemik pulau Papua, Misool, Waigeo, Salawati, Batanta
  60. Gymnocrex rosenbergii (Mandar Muka-biru atau Blue-faced Rail), endemik pulau Sulawesi, Peleng, Kep. Togian
  61. Gymnocrex talaudensis (Mandar Talaud atau Talaud Rail), endemik pulau Karakelong (kep. Talaud)
  62. Gymnophaps mada (Merpati-gunung Mada atau Buru Mountain-pigeon), endemik pulau Buru (Maluku)
  63. Gymnophaps stalkeri (Merpati-gunung Seram atau Seram Mountain-pigeon), endemik pulau Seram (Maluku)
  64. Habroptila wallacii (Mandar Gendang atau Drummer Rail), endemik pulau Halmahera (Maluku Utara)
  65. Halcyon cyanoventris (Cekakak Jawa atau Javan Kingfisher), endemik pulau Jawa, Bali
  66. Heinrichia calligyna (Cingcoang Sulawesi atau Great Shortwing), endemik pulau Sulawesi
  67. Heleia crassirostris (Opior Paruh-tebal atau Thick-billed White-eye), endemik pulau Sumbawa (NTB), Flores (NTT)
  68. Hylocitrea bonensis (Kancilan Buah atau Olive-flanked Whistler), endemik pulau Sulawesi
  69. Hypsipetes virescens (Brinji Gunung atau Green-winged Bulbul), endemik pulau Sumatera, Jawa
  70. Lalage aurea (Kapasan Halmahera atau Rufous-bellied Triller), endemik pulau Halmahera, Morotai, Kasiruta, Bacan, Obi (Maluku Utara)
  71. Lalage leucopygialis (Kapasan Sulawesi atau White-rumped Triller), endemik pulau Sulawesi, Kep. Peleng, Muna, Buton (Sulawesi) Kep. Sula (Maluku Utara)
  72. Lalage moesta (Kapasan Tanimbar atau White-browed Triller), endemik pulau Kep. Tanimbar (Maluku)
  73. Leucopsar rothschildi (Jalak Bali atau Bali Starling ), endemik pulau Bali
  74. Lichmera argentauris (Isap-madu Zaitun atau Olive Honeyeater), endemik pulau Halmahera (Maluku Utara), Kep. Raja Ampat (Papua Barat), Seram (Maluku)
  75. Lichmera deningeri (Isap-madu Buru atau Buru Honeyeater), endemik pulau Buru (Maluku)
  76. Lichmera limbata (Sedap-madu Cocklat atau Indonesian Honeyeater), endemik pulau Bali, Nusa Tenggara
  77. Lichmera lombokia (Isap-madu Lombok atau Scaly-crowned Honeyeater), endemik pulau Lombok, Sumbawa (NTB), Flores (NTT)
  78. Lichmera monticola (Isap-madu Seram atau Seram Honeyeater), endemik pulau Seram (Maluku)
  79. Lichmera notabilis (Isap-madu Wetar atau Black-chested Honeyeater), endemik pulau Wetar (NTT)
  80. Lichmera squamata (Isap-madu Babar atau White-tufted Honeyeater), endemik pulau Wetar (NTT), Romang, Leti, Damar, Babar, Kep. Tanimbar, Kep. Kai (Maluku)
  81. Lonchura ferruginosa (Bondol Oto-hitam atau White-capped Munia), endemik pulau Jawa, Bali
  82. Lonchura leucogastroides (Bondol Jawa atau Javan Munia), endemik pulau Jawa, Sumatera, Bali, Lombok
  83. Lonchura teerinki (Bondol Dada-hitam atau Black-breasted Munia), endemik pulau Papua
  84. Lonchura vana (Bondol Arfak atau Grey-banded Munia), endemik pulau Papua Barat
  85. Lophozosterops dohertyi (Opior Flores atau Crested White-eye), endemik pulau Sumbawa (NTB), Flores, Lembata (NTT)
  86. Lophozosterops javanicus (Opior Jawa atau Javan Grey-throated White-eye), endemik pulau Jawa, Bali
  87. Lophozosterops pinaiae (Opior Kepala-abu atau Grey-hooded White-eye), endemik pulau Seram
  88. Lophozosterops squamiceps (Opior Sulawesi atau Streaky-headed White-eye), endemik pulau Sulawesi
  89. Lophozosterops superciliaris (Opior Flores atau Yellow-browed White-eye), endemik pulau Sumbawa (NTB), Flores (NTT)
  90. Lophura hoogerwerfi (Sempidan Aceh atau Hoogerwerf’s Pheasant), endemik pulau Sumatera
  91. Lophura inornata (Sempidan Sumatera atau Salvadori’s Pheasant), endemik pulau Sumatera
  92. Loriculus amabilis (Serindit Maluku atau Moluccan Hanging-parrot), endemik pulau Halmahera, Morotai, Bacan, Kasiruta (Maluku Utara)
  93. Loriculus catamene (Serindit Sangihe atau Sangihe Hanging-parrot), endemik pulau Sangihe (Sulawesi Utara)
  94. Loriculus exilis (Serindit Paruh-merah atau Pygmy Hanging-parrot), endemik pulau Sulawesi, Buton
  95. Loriculus flosculus (Serindit Flores atau Flores Hanging-parrot), endemik pulau Flores dan pulau sekitar (NTT)
  96. Loriculus pusillus (Serindit Jawa atau Yellow-throated Hanging-parrot), endemik pulau Jawa, Bali
  97. Loriculus sclateri (Serindit Sula atau Sula Hanging-parrot), endemik pulau Peleng, Banggai (Sulawesi Tengah), Taliabu, Mangoli, Sulabes (Kep. Sula, Maluku Utara)
  98. Loriculus stigmatus (Serindit Sulawesi atau Sulawesi Hanging-parrot), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togian, Muna, Buton
  99. Lorius domicella (Kasturi Tengkuk-ungu atau Purple-naped Lory), endemik pulau Seram, Ambon, Saparua, Haruku (Maluku)
  100. Lorius garrulus (Kasturi Ternate atau Chattering Lory), endemik pulau Morotai, Rau, Halmahera, Widi, Ternate, Bacan and Obi (Maluku Utara)
BAGIAN KETIGA (201 – 300)
Lanjutan (Halaman Ketiga) dari daftar burung endemik Indonesia. Untuk memperingan pemuatan (loading) halaman, artikel ini dibagi dalam beberapa halaman. Klik tulisan “Halaman Sebelumnya” atau “Halaman Berikutnya” di bagian bawah artikel ini.
  1. Lycocorax pyrrhopterus (Cendrawasih Gagak atau Paradise-crow), endemik pulau Morotai, Rau, Halmahera, Widi, Ternate, Bacan and Obi (Maluku Utara)
  2. Macrocephalon maleo (Maleo Senkawor atau Maleo ), endemik pulau Sulawesi, Buton
  3. Macronous flavicollis (Ciung-air Jawa atau Grey-cheeked Tit-babbler), endemik pulau Jawa, Bali
  4. Madanga ruficollis (Opior Buru atau Rufous-throated White-eye), endemik pulau Buru (Maluku)
  5. Malacocincla perspicillata (Pelanduk Kalimantan atau Black-browed Babbler), endemik pulau Kalimantan
  6. Malia grata (Malia Sulawesi atau Malia), endemik pulau Sulawesi
  7. Megaloprepia formosa (Walik Dada-merah atau Scarlet-breasted Fruit-dove), endemik pulau Halmahera, Bacan, Obi (maluku Utara)
  8. Megapodius bernsteinii (Gosong Sula atau Sula Scrubfowl), endemik pulau Banggai, Peleng (Sulawesi Tengah), Kep. Sula (Maluku Utara)
  9. Megapodius geelvinkianus (Gosong Biak atau Biak Scrubfowl), endemik pulau Biak, Numfor, Num (Papua)
  10. Megapodius tenimberensis (Gosong Tanimbar atau Tanimbar Scrubfowl), endemik pulau Tanimbar (Maluku)
  11. Meiglyptes tristis (Caladi Batu atau White-rumped Woodpecker), endemik pulau Jawa
  12. Melidectes leucostephes (Melidektes Vogelkop atau Vogelkop Melidectes), endemik pulau Papua Barat
  13. Melipotes carolae (Melipotes Pial-ganda atau Wattled smoky honeyeater), endemik pulau Papua
  14. Melipotes gymnops (Melipotes Arfak atau Arfak Honeyeater), endemik pulau Papua Barat
  15. Melitograis gilolensis (Cikukua Halmahera atau White-streaked Friarbird), endemik pulau Halmahera, Morotai, Bacan, Kasiruta (Maluku Utara)
  16. Meropogon forsteni (Cirik-Cirik Sulawesi atau Purple-bearded Bee-eater), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togian
  17. Microeca hemixantha (Sikatan Perut-Emas atau Golden-bellied Flyrobin), endemik pulau Kep. Tanimbar (Maluku)
  18. Micropsitta geelvinkiana (Nuri-kate Geelvink atau Geelvink Pygmy-parrot), endemik pulau Biak, Numfor (Papua)
  19. Monarcha boanensis (Kehicap Boano atau Black-chinned Monarch), endemik pulau Boano (Maluku)
  20. Monarcha brehmii (Kehicap Biak atau Biak Monarch), endemik pulau Biak (Papua)
  21. Monarcha castus (Kehicap Tanimbar atau Loetoe Monarch), endemik pulau Kep. Tanimbar (Maluku)
  22. Monarcha everetti (Kehicap Tanahjampea atau White-tipped Monarch), endemik pulau Jampea (Kep. Selayar, Sulawesi Selatan)
  23. Monarcha julianae (Kehicap Kofiau atau Black-backed Monarch), endemik pulau Kofiau (Kep. Raja Ampat)
  24. Monarcha leucurus (Kehicap Kai atau White-tailed Monarch), endemik pulau Kep. Kai (Maluku)
  25. Monarcha loricatus (Kehicap Buru atau Black-tipped Monarch), endemik pulau Buru (Maluku)
  26. Monarcha mundus (Kehicap Tanimbar atau Black-bibbed Monarch), endemik pulau Kep. Tanimbar, Babar, Damar (Maluku)
  27. Monarcha pileatus (White-naped Monarch), endemik pulau Halmahera (Maluku Utara), Buru (Maluku)
  28. Monarcha sacerdotum (Kehicap Flores atau Flores Monarch), endemik pulau Flores (NTT)
  29. Mulleripicus fulvus (Pelatuk-kelabu Sulawesi atau Ashy Woodpecker), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togian, Muna, Buton, Kep. Banggai
  30. Muscicapa segregata (Sikatan Sumba atau Sumba Brown Flycatcher), endemik pulau Sumba (NTT)
  31. Myiagra atra (Sikatan Biak atau Biak Flycatcher), endemik pulau Biak (Papua)
  32. Myiagra galeata (Sikatan Kelabu atau Dark-grey Flycatcher), endemik pulau Halmahera, Morotai, Kasiruta, Bacan (Maluku Utara), Seram, Buru (Maluku)
  33. Myophonus castaneus (Ciung-batu Kecil-sumatera atau Chestnut-winged Whistling-thrush), endemik pulau Sumatera
  34. Myophonus glaucinus (Ciung-batu Kecil atau Javan Whistling Thrush), endemik pulau Jawa, Bali
  35. Myophonus melanurus (Ciung-batu Sumatera atau Shiny Whistling-thrush), endemik pulau Sumatera
  36. Myza celebensis (Cikarak Sulawesi atau Dark-eared Myza), endemik pulau Sulawesi
  37. Myza sarasinorum (Cikarak Telinga-putih atau White-eared Myza), endemik pulau Sulawesi
  38. Myzomela blasii (Burung-madu Seram atau Drab Myzomela), endemik pulau Seram, Ambon (Maluku)
  39. Myzomela boiei (Burung-madu Banda atau Banda Myzomela), endemik pulau Kep. Tanimbar, Banda, Babar (Maluku)
  40. Myzomela chloroptera (Burung-madu Sulawesi atau Sulawesi Myzomela), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togian, Kep. Selayar (Sulawesi), Taliabu, Bacan (Maluku Utara)
  41. Myzomela dammermani (Burung-madu Sumba atau Sumba Myzomela), endemik pulau Sumba, Rote (NTT)
  42. Myzomela kuehni (Burung-madu Kuehni atau Crimson-hooded Myzomela), endemik pulau Wetar (NTT)
  43. Myzomela wakoloensis (Burung-madu Wakolo atau Wakolo Myzomela), endemik pulau Buru, Seram (Maluku)
  44. Nectarinia buettikoferi (Apricot-breasted Sunbird), endemik pulau Sumba (NTT)
  45. Ninox burhani (Punggok Togian atau Togian Boobook), endemik pulau Kep. Togean (Sulawesi Tengah)
  46. Ninox forbesi (Pungguk Tanimbar atau Tanimbar Boobook), endemik pulau Kep. Tanimbar (Maluku)
  47. Ninox hantu (Pungguk Buru atau Buru Boobook), endemik pulau Buru (Maluku)
  48. Ninox hypogramma (Pungguk Halmahera atau Halmahera Boobook), endemik pulau Halmahera, Obi, Bacan (Maluku Utara)
  49. Ninox ios (Punggok Minahasa atau Cinnabar Boobook), endemik pulau Sulawesi
  50. Ninox ochracea (Punggok Oker atau Ochre-bellied Boobook), endemik pulau Sulawesi
  51. Ninox punctulata (Punggok Tutul atau Speckled Boobook), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togean, Buton, Muna, Kabaina
  52. Ninox rudolfi (Punggok Wengi atau Sumba Boobook), endemik pulau Sumba (NTT)
  53. Ninox squamipila (Pungguk Maluku atau Seram Boobook), endemik pulau Seram, Kelang, Ambon (Maluku)
  54. Ninox sumbaensis (Pungguk Sumba atau Least Boobook), endemik pulau Sumba (NTT)
  55. Nisaetus bartelsi (Elang Jawa atau Javan Hawk-eagle), endemik pulau Jawa
  56. Nisaetus floris (Elang Flores atau Flores Hawk-eagle), endemik pulau Lombok, Sumbawa (NTB) Flores (NTT)
  57. Nisaetus lanceolatus (Elang Sulawesi atau Sulawesi Hawk-eagle), endemik pulau Sulawesi, Kep. Banggai, Muna, Buton (Sulawesi), Kep. Sula (Maluku Utara)
  58. Oreornis chrysogenys (Isap-madu Pipi-jingga atau Orange-cheeked Honeyeater), endemik pulau Papua
  59. Oriolus bouroensis (Kepudang Muka-hitam atau Black-eared Oriole), endemik pulau Buru, Kep. Tanimbar (Maluku)
  60. Oriolus forsteni (Kepudang Seram atau Grey-collared Oriole), endemik pulau Seram (Maluku)
  61. Oriolus phaeochromus (Kepudang Halmahera atau Dusky-brown Oriole), endemik pulau Halmahera (Maluku Utara)
  62. Orthotomus sepium (Cinenen Jawa atau Olive-backed Tailorbird), endemik pulau Jawa, Madura, Kangean, Bali, Lombok
  63. Otidiphaps aruensis (White-naped Pheasant-pigeon), endemik pulau Kep. Aru (Maluku)
  64. Otus alfredi (Celepuk Flores atau Flores Scops-owl), endemik pulau Flores (NTT)
  65. Otus angelinae (Celepuk Jawa atau Javan Scops-owl), endemik pulau Jawa
  66. Otus beccarii (Celepuk Biak atau Biak Scops-owl), endemik pulau Biak (Papua)
  67. Otus collari (Celepuk Sangihe atau Sangihe Scops-owl), endemik pulau Sangihe (Sulawesi Utara)
  68. Otus enganensis (Celepuk Enggano atau Enggano Scops-owl), endemik pulau Enggano (Bengkulu)
  69. Otus jolandae (Celepuk Rinjani atau Rinjani Scops-owl), endemik pulau Lombok (NTB)
  70. Otus manadensis (Celepuk Sulawesi atau Sulawesi Scops-owl), endemik pulau Sulawesi, Selayar, Muna, Buton, Wowoni, Kabaina
  71. Otus mentawi (Celepuk Mentawai atau Mentawai Scops-owl), endemik pulau Mentawai (Sumatera Barat)
  72. Otus siaoensis (Celepuk Siau atau Siau Scops-owl), endemik pulau Siau (Sulawesi Utara)
  73. Otus silvicola (Celepuk Wallacea atau Wallace’s Scops-owl), endemik pulau Sumbawa, Flores (NTT)
  74. Otus sulaensis (Celepuk Sula atau Sula Scops-owl), endemik pulau Kep. Sula (Maluku Utara)
  75. Otus tempestatis (Celepuk Wetar atau Wetar Scops-owl), endemik pulau Wetar (NTT)
  76. Otus umbra (Celepuk Simalur atau Simeulue Scops-owl), endemik pulau Simeulue (Aceh)
  77. Pachycephala arctitorquis (Kancilan Wallacea atau Wallacean Whistler), endemik pulau Kep. Tanimbar, Babar, Damar (Maluku)
  78. Pachycephala griseonota (Kancilan Tuna-warna atau Drab Whistler), endemik pulau Halmahera, Morotai, Bacan, Mandioli, Kasiruta, Obi, Kep. Sula (Maluku Utara), Buru, Seram, Kep. Kai (Maluku)
  79. Pachycephala meyeri (Kancilan Vogelkop atau Vogelkop Whistler), endemik pulau Papua Barat
  80. Pachycephala nudigula (Kancilan Flores atau Bare-throated Whistler), endemik pulau Sumbawa (NTB), Flores (NTT)
  81. Pachycephala phaionota (Kancilan Pulau atau Island Whistler), endemik pulau Kep. Raja Ampat (Papua Barat), Seram (Maluku)
  82. Pachycephala sulfuriventer (Kancilan Perut-kuning atau Sulphur-bellied Whistler), endemik pulau Sulawesi
  83. Padda oryzivora (Gelatik Jawa atau Java Sparrow), endemik pulau Jawa, Bali
  84. Paradigalla carunculata (Paradigalla Ekor-panjang atau Long-tailed Paradigalla), endemik pulau Papua
  85. Paradisaea rubra (Cendrawasih Merah atau Red Bird-of-paradise), endemik pulau Kep. Raja Ampat (Papua Barat)
  86. Parotia sefilata (Parotia Arfak atau Western Parotia), endemik pulau Papua Barat
  87. Pelargopsis melanorhyncha (Pekaka Bua-bua atau Black-billed Kingfisher), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togian, Kep. Banggai, Selayar, Kabaina, Muna, Buton, Wowoni, (Sulawesi) Kep. Taliabu (Maluku Utara)
  88. Peneothello cryptoleuca (Robin Kelabu atau Smoky Robin), endemik pulau Papua
  89. Pericrocotus lansbergei (Sepah Kerdil atau Flores Minivet), endemik pulau Sumbawa (NTB), Flores, Komodo, Rinca (NTT)
  90. Pericrocotus miniatus (Sepah Gunung atau Sunda Minivet), endemik pulau Sumatera, Jawa
  91. Pernis celebensis (Sikep-madu Sulawesi atau Sulawesi Honey-buzzard), endemik pulau Sulawesi, Peleng, Kep. Togian, Muna, Buton (Sulawesi)
  92. Petroica archboldi (Robin Salju atau Snow Mountain Robin), endemik pulau Papua
  93. Phaenicophaeus oeneicaudus (Kadalan Mentawai atau Mentawai Malkoha), endemik pulau Kep. Mentawai (Sumatera)
  94. Philemon brassi (Cikukua Mamberamo atau Brass’s Friarbird), endemik pulau Papua
  95. Philemon fuscicapillus (Cikukua Hitam atau Dusky Friarbird), endemik pulau Halmahera, Morotai, Bacan (Maluku Utara)
  96. Philemon moluccensis (Cikukua Mluku atau Black-faced Friarbird), endemik pulau Buru, Kep. Kai, Kep. Tanimbar (Maluku)
  97. Philemon subcorniculatus (Cikukua Seram atau Grey-necked Friarbird), endemik pulau Seram (maluku)
  98. Picoides temminckii (Caladi Sulawesi atau Sulawesi Pygmy Woodpecker), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togian, Buton
  99. Pitta dohertyi (Paok Sula atau Sula Pitta), endemik pulau Kep. Banggai (sulawesi), Kep. Sula (Maluku Utara)
  100. Pitta guajana (Paok Pancawarna atau Javan Banded Pitta), endemik pulau Jawa, Bali
Itulah 100 burung endemik ketiga (Halaman Ketiga) dalam daftar burung endemik Indonesia.
BAGIAN KEEMPAT (301 – 425)
Lanjutan (Halaman Keempat) dari daftar burung endemik Indonesia. Untuk memperingan pemuatan (loading) halaman, artikel ini dibagi dalam beberapa halaman. Klik tulisan “Halaman Sebelumnya” atau “Halaman Berikutnya” di bagian bawah artikel ini.
  1. Pitta maxima (Paok Halmahera atau Ivory-breasted Pitta), endemik pulau Halmahera, Morotai, Bacan, Kasiruta, Bisa, Obi (Maluku Utara)
  2. Pitta schneideri (Paok Schneider atau Schneider’s Pitta), endemik pulau Sumatera
  3. Pitta venusta (Paok Topi-hitam atau Graceful Pitta), endemik pulau Sumatera
  4. Polyplectron chalcurum (Kuau-kerdil Sumatera atau Bronze-tailed Peacock-pheasant), endemik pulau Sumatera
  5. Prinia familiaris (Perenjak Jawa atau Bar-winged Prinia), endemik pulau Sumatera, Jawa, Bali
  6. Prioniturus flavicans (Kring-kring Dada-kuning atau Yellowish-breasted Racquet-tail), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togian
  7. Prioniturus mada (Kring-kring Buru atau Buru Racquet-tail), endemik pulau Buru (Maluku)
  8. Prioniturus platurus (Kring-kring Bukit atau Golden-mantled Racquet-tail), endemik pulau Sulawesi, Karangetang, Karangkelong, Kep. Togian, Kep. Banggai, Muna, Buton (Sulawesi), Mangoli, Taliabu (Maluku Utara)
  9. Psaltria exilis (Cerecet Jawa atau Pygmy Tit), endemik pulau Jawa
  10. Psilopogon armillaris (Takur Tohtor atau Flame-fronted Barbet), endemik pulau Jawa, Bali
  11. Psilopogon australis (Takur Telinga-kuning atau Yellow-eared Barbet), endemik pulau Jawa, Bali
  12. Psilopogon corvinus (Takur Bututut atau Brown-throated Barbet), endemik pulau Jawa
  13. Psilopogon javensis (Takur Tulung-tumpuk atau Black-banded Barbet), endemik pulau Jawa, Bali
  14. Psittaculirostris desmarestii (Nuri-ara Besar atau Large Fig-parrot), endemik pulau Papua, Misool, Salawati (Papua)
  15. Psittaculirostris salvadorii (Nuri-ara Salvadori atau Salvadori’s Fig-parrot), endemik pulau Papua
  16. Ptilinopus dohertyi (Walik Rawamanu atau Red-naped Fruit-dove), endemik pulau Sumba (NTT)
  17. Ptilinopus fischeri (Walik Ruping-merah atau Red-eared Fruit Dove), endemik pulau Sulawesi
  18. Ptilinopus granulifrons (Walik Benjol atau Carunculated Fruit-dove), endemik pulau Obi (Maluku Utara)
  19. Ptilinopus hyogastrus (Walik Kepala-kelabu atau Grey-headed Fruit-dove), endemik pulau Morotai, Halmahera, Ternate, Tidore, Bacan, Kasiruta (Maluku Utara)
  20. Ptilinopus monacha (Walik Topi-biru atau Blue-capped Fruit-dove), endemik pulau Halmahera, Morotai, Bacan, Obi, dan pulau sekitar (Maluku Utara)
  21. Ptilinopus porphyreus (Walik Kepala-ungu atau Pink-headed Fruit-dove), endemik pulau Jawa, Sumatera, Bali
  22. Ptilinopus subgularis (Walik Malomiti atau Maroon-chinned Fruit Dove), endemik pulau Sulawesi, Kep. Banggai, Kep. Sula (Sulawesi)
  23. Ptilinopus wallacii (Walik Wallacea atau Wallace’s Fruit-dove), endemik pulau Kep. Kai, Kep. Tanimbar, Babar (Maluku)
  24. Ptiloprora erythropleura (Isap-madu Panggul-merah atau Rufous-sided Honeyeater), endemik pulau Papua
  25. Psittacella lorentzi (Snow Mountain Tiger-parrot), endemik pulau Papua
  26. Psittinus abbotti (Nuri Simeulue atau Simeulue Parrot), endemik pulau Simeulue, Siumat (Sumatera)
  27. Ptilinopus ornatus (Walik Buma atau Western Ornate Fruit-dove), endemik pulau Papua
  28. Ptilinopus speciosus (Geelvink Fruit-dove), endemik pulau Biak, Numfoor (Papua)
  29. Ptilinopus temminckii (Western Superb Fruit-dove), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togean, Kep. Banggai Buton, Muna, Kabaina, Wowoni, Selayar (Sulawesi)
  30. Pycnonotus bimaculatus (Cucak Gunung atau Orange-spotted Bulbul), endemik pulau Sumatera, Jawa, Bali
  31. Pycnonotus leucogrammicus (Cucak Kerinci atau Cream-striped Bulbul), endemik pulau Sumatera
  32. Pycnonotus tympanistrigus (Cucak Mutiara atau Spot-necked Bulbul), endemik pulau Sumatera
  33. Rallina leucospila (Mandar-gunung Garis-putih atau White-striped Forest-rail), endemik pulau Papua
  34. Ramphiculus epius (Walik Dagu-maroon atau Maroon-chinned Fruit-dove), endemik pulau Sulawesi
  35. Ramphiculus fischeri (Walik Telinga-merah atau Red-eared Fruit-dove), endemik pulau Sulawesi
  36. Ramphiculus mangoliensis (Walik Sula atau Sula Fruit-dove), endemik pulau Mangoli, Taliabu (Sulawesi)
  37. Ramphiculus meridionalis (Walik Lompobattang atau Lompobattang Fruit-dove), endemik pulau Sulawesi
  38. Ramphiculus subgularis (Walik Banggai atau Banggai Fruit-dove), endemik pulau Kep. Banggai (Sulawesi)
  39. Rhabdotorrhinus exarhatus (Kangkareng Sulawesi atau Sulawesi Hornbill), endemik pulau Sulawesi, Muna, Buton, Wowoni
  40. Rhamphococcyx calyorhynchus (Kadalan Sulawesi atau Yellow-billed Malkoha), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togian, Buton
  41. Rhinomyias additus (Sikep-madu Buru atau Streaky-breasted Jungle-flycatcher), endemik pulau Buru (Maluku)
  42. Rhinomyias colonus (Sikatan-rimba Sula atau Henna-tailed Jungle-flycatcher), endemik pulau Sulawesi, Kep. Banggai (Sulawesi), Kep. Sula (Maluku Utara)
  43. Rhinomyias oscillans (Sikatan-rimba Coklat-muda atau Russet-backed Jungle-flycatcher), endemik pulau Sumbawa (NTB), Flores, Sumba (NTT)
  44. Rhipidura dedemi (Kipasan Seram atau Streaky-breasted Fantail), endemik pulau Seram (maluku)
  45. Rhipidura diluta (Kipasan Flores atau Brown-capped Fantail), endemik pulau Sumbawa (NTB), Flores (NTT)
  46. Rhipidura euryura (Kipasan Bukit atau White-bellied Fantail), endemik pulau Jawa
  47. Rhipidura fuscorufa (Kipasan Ekor-coklat atau Cinnamon-tailed Fantail), endemik pulau Kep. Tanimbar, Babar (Maluku)
  48. Rhipidura opistherythra (Kipasan Tanimbar atau Long-tailed Fantail), endemik pulau Kep. Tanimbar (Maluku)
  49. Rhipidura phoenicura (Kipasan Ekor-merah atau Rufous-tailed Fantail), endemik pulau Jawa
  50. Rhipidura superflua (Kipasan Buru atau Tawny-backed Fantail), endemik pulau Buru (Maluku)
  51. Rhipidura teysmanni (Kipasan Sulawesi atau Rusty-bellied Fantail), endemik pulau Sulawesi, Taliabu, Mangoli (Maluku)
  52. Rhyticeros cassidix (Julang Sulawesi atau Knobbed Hornbill), endemik pulau Sulawesi, Togian, Muna, Butung
  53. Rhyticeros everetti (Julang Sumba atau Sumba Hornbill), endemik pulau Sumba
  54. Rimator albostriatus (Berencet sumatera atau Sumatran Wren-babbler), endemik pulau Sumatera
  55. Scissirostrum dubium (Jalak Tungging-merah atau Finch-billed Myna), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togian, Kep. Banggai, Buton, Wowoni
  56. Scolopax celebensis (Berkik-gunung Sulawesi atau Sulawesi Woodcock), endemik pulau Sulawesi
  57. Scolopax rochussenii (Berkik-gunung Maluku atau Moluccan Woodcock), endemik pulau Obi, Bacan (Maluku Utara)
  58. Scolopax saturata (Berkik-gunung Merah atau Javan Woodcock), endemik pulau Jawa, Sumatera
  59. Seicercus grammiceps (Cikrak Muda atau Sunda Warbler), endemik pulau Sumatera, Jawa, Bali
  60. Semioptera wallacii (Bidadari Halmahera atau Standardwing), endemik pulau Halmahera, Kasiruta, Bacan (maluku Utara)
  61. Sericornis rufescens (Sericornis Vogelkop atau Vogelkop Scrubwren), endemik pulau Papua Barat
  62. Sphecotheres hypoleucus (Burung-ara Wetar atau Wetar Figbird), endemik pulau Wetar (NTT)
  63. Spilornis rufipectus (Elang-ular Sulawesi atau Sulawesi Serpent-eagle), endemik pulau Sulawesi, Sangihe, Kep. Togian, Kep. Banggai, Muna, Buton, Selayar (Sulawesi), Kep. Sula (Maluku Utara)
  64. Stachyris grammiceps (Tepus Dada-putih atau White-breasted Babbler), endemik pulau Jawa
  65. Stachyris melanothorax (Tepus Pipi-perak atau Crescent-chested Babbler), endemik pulau Jawa, Bali
  66. Stachyris thoracica (Tepus Leher-putih atau White-bibbed Babbler), endemik pulau Jawa, Bali
  67. Streptocitta albertinae (Blibong Sula atau Bare-eyed Myna), endemik pulau Kep. Sula (Maluku Utara), Kep. Banggai (Sulawesi)
  68. Streptocitta albicollis (Blibong Pendeta atau White-necked Myna), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togian, Muna, Buton
  69. Sturnus melanopterus (Jalak Putih atau Black-winged Starling), endemik pulau Jawa, Bali, Lombok (NTB)
  70. Surniculus musschenbroeki (Kedasi Maluku atau Moluccan Drongo-cuckoo), endemik pulau Sulawesi, Buton (Sulawesi), Halmahera, Bacan, Obi (Maluku Utara)
  71. Talegalla cuvieri (Maleo Kamur atau Red-billed Brush-turkey), endemik pulau Papua Barat dan pulau sekitar
  72. Tanygnathus gramineus (Betet-kelapa Buru atau Black-lored Parrot), endemik pulau Buru (Maluku)
  73. Tanysiptera carolinae (Cekakak-pita Numfor atau Numfor Paradise-kingfisher), endemik pulau Numfor (Papua)
  74. Tanysiptera ellioti (Cekakak-pita Kofiau atau Kofiau Paradise-kingfisher), endemik pulau Kofiau (Kep. Raja Ampat, Papua)
  75. Tanysiptera riedelii (Cekakak-pita Biak atau Biak Paradise-kingfisher), endemik pulau Biak (Papua)
  76. Tephrozosterops stalkeri (Opior Dwi-warna atau Bicoloured White-eye), endemik pulau Seram (maluku)
  77. Tesia everetti (Tesia Timor atau Russet-capped Tesia), endemik pulau Jawa
  78. Tesia superciliaris (Tesia Jawa atau Javan Tesia ), endemik pulau Jawa
  79. Todirhamphus diops (Cekakak Putih-biru atau Blue-and-white Kingfisher), endemik pulau Halmahera, Morotai, Ternate, Tidore, Bacan, Obi (Maluku Utara)
  80. Todirhamphus enigma (Cekakak Talaud atau Talaud Kingfisher), endemik pulau Karakelong, Saliabu (Kep. Talaud, Sulawesi Utara)
  81. Todirhamphus funebris (Cekakak Murung atau Sombre Kingfisher), endemik pulau Halmahera (Maluku Utara)
  82. Todirhamphus lazuli (Cekakak Lazzuli atau Lazuli Kingfisher), endemik pulau Seram, Ambon, Haruku (Maluku)
  83. Treron aromaticus (Punai Buru atau Buru Green-pigeon), endemik pulau Buru (Maluku)
  84. Treron floris (Punai Flores atau Flores Green-pigeon), endemik pulau Lombok, Sumbawa, Flores, Besar, Solor, Lembata, Pantar, Alor (Nusa Tenggara)
  85. Treron griseicauda (Punai Penganten atau Grey-cheeked Green-pigeon), endemik pulau Jawa, Bali, Sulawesi (dan pulau kecil sekitarnya), Kep. Sula (Maluku Utara)
  86. Treron oxyurus (Punai Salung atau Sumatran Green-pigeon), endemik pulau Jawa, Sumatera
  87. Treron teysmannii (Punai Sumba atau Sumba Green-pigeon), endemik pulau Sumba (NTT)
  88. Trichastoma buettikoferi (Pelanduk Sumatera atau Sumatran Babbler), endemik pulau Sumatera
  89. Trichastoma celebense (Pelanduk Sulawesi atau Sulawesi Babbler), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togian, Muna, Buton, Wowoni, Kabaina, Selayar
  90. Trichoglossus flavoviridis (Perkici Kuning-hijau atau Yellow-and-green Lorikeet), endemik pulau Taliabu, Mangoli (Maluku Utara)
  91. Trichoglossus forsteni (Perkici Dada-merah atau Scarlet-breasted Lorikeet), endemik pulau Bali, Lombok, Sumbawa (NTB), Jampea, Kalaotoa (Sulawesi)
  92. Trichoglossus meyeri (Mustard-capped Lorikeet), endemik pulau Sulawesi
  93. Trichoglossus ornatus (Perkici Dora atau Ornate Lorikeet), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togian, Kep. Banggai, Muna, Buton, Wangiwangi
  94. Trichoglossus rosenbergii (Perkici Biak atau Biak Lorikeet), endemik pulau Biak, Supiori (Papua)
  95. Trichoglossus weberi (Perkici Flores atau Flores Lorikeet), endemik pulau Flores (NTT)
  96. Turacoena manadensis (Merpati-hitam Sulawesi atau White-faced Cuckoo-dove), endemik pulau Sulawesi, Kep. Togian, Peleng, Muna, Buton (Sulawesi), Kep. Sula (Maluku Utara)
  97. Turdinus rufipectus (Berencet Dada-karat atau Rusty-breasted Wren-babbler), endemik pulau Sumatera
  98. Turnix everetti (Gemak Sumba atau Sumba Buttonquail), endemik pulau Sumba (NTT)
  99. Tyto almae ( Serak Seram atau Seram Masked-owl ), endemik pulau Seram (maluku)
  100. Tyto inexspectata (Serak Minahasa atau Minahassa Masked-owl), endemik pulau Sulawesi
  101. Tyto nigrobrunnea (Serak Taliabu atau Taliabu Masked-owl), endemik pulau Kep. Sula (Maluku Utara)
  102. Tyto rosenbergii (Serak Sulawesi atau Sulawesi Masked-owl), endemik pulau Sulawesi, Kep. Banggai, Buton
  103. Vanellus macropterus (Trulek Jawa atau Javan Lapwing), endemik pulau Jawa
  104. Zoothera dumasi (Anis Maluku atau Buru Thrush), endemik pulau Buru (Maluku)
  105. Zoothera erythronota (Anis Punggung-merah atau Red-backed Thrush), endemik pulau Sulawesi, Buton, Kabaina
  106. Zoothera joiceyi (Anis Seram atau Seram Thrush), endemik pulau Seram (maluku)
  107. Zoothera leucolaema (Anis Enggano atau Enggano Thrush), endemik pulau Enggano (Bengkulu)
  108. Zoothera machiki (Anis Larat atau Fawn-breasted Thrush), endemik pulau Jamdena, Larat (Kep. Tanimbar, Maluku)
  109. Zoothera mendeni (Anis Menden atau Red-and-black Thrush), endemik pulau Peleng (Kep. Banggai, Sulawesi), Taliabu (Maluku Utara)
  110. Zoothera schistacea (Anis Tanimbar atau Slaty-backed Thrush), endemik pulau Jamdena, Larat (Kep. Tanimbar, Maluku)
  111. Zosterops anomalus (Kacamata Makasar atau Lemon-throated White-eye), endemik pulau Sulawesi
  112. Zosterops atriceps (Kacamata Halmahera atau Creamy-throated White-eye), endemik pulau Halmahera, Morotai, Bacan, Obi (Maluku Utara)
  113. Zosterops atrifrons (Kacamata Dahi-hitam atau Black-crowned White-eye), endemik pulau Sulawesi dan Kep. Banggai, Kep. Sula (Maluku Utara)
  114. Zosterops buruensis (Kacamata-kuning Buru atau Buru Yellow White-eye), endemik pulau Buru (Maluku)
  115. Zosterops chloris (Kacamata Laut atau Lemon-bellied White-eye), endemik pulau Bangka (Sumatera), Bawean, Kangean (Jawa), Lombok, Sumbawa NTB), Flores dan sekitar (NTT), Sulawesi, Kep. Selayar, Kep. Tukang Besi (Sulawesi), Seram, Kep. Kai, Gorong, (Maluku), Kofiau (Raja Ampat, Papua)
  116. Zosterops consobrinorum (Kacamata Sulawesi atau Pale-bellied White-eye), endemik pulau Sulawesi, Buton, Kabaina
  117. Zosterops grayi (Kacamata Kai-besar atau Pearl-bellied White-eye), endemik pulau Kai Besar (Kep. Kai, Maluku)
  118. Zosterops kuehni (Kacamata-kuning Ambon atau Ambon Yellow White-eye), endemik pulau Ambon (Maluku)
  119. Zosterops mysorensis ( Kacamata Biak atau Biak White-eye), endemik pulau Biak (Papua)
  120. Zosterops nehrkorni (Kacamata Sangihe atau Sangihe White-eye), endemik pulau Sangihe (Sulawesi Utara)
  121. Zosterops salvadorii (Kacamata Enggano atau Enggano White-eye), endemik pulau Enggano (Bengkulu)
  122. Zosterops somadikartai (Kacamata Togian atau Togian White-eye), endemik pulau Kep. Togean (Sulawesi Tengah)
  123. Zosterops stalkeri (Kacamata Seram atau Seram White-eye), endemik pulau Seram (maluku)
  124. Zosterops uropygialis (Kacamata Kai-kecil atau Golden-bellied White-eye), endemik pulau Kai Kecil, Tual (kep. Kai, Maluku)
  125. Zosterops wallacei (Kacamata Wallacea atau Yellow-spectacled White-eye), endemik pulau Sumbawa (NTB), Komodo, Rinca, Flores, Sumba, Solor, Adohara, Lembata (NTT)
Sumber : alamendah

Read more ...